BNPT Gelar Silaturahmi di Nusakambangan, Hasilkan Dialog Penyempurnaan Program Deradikalisasi
Cilacap - Termasuk dalam amanat Undang-Undong Anti Teror No. 5 Tahun 2018 mengatakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme memiliki fungsi koordinasi pelaksanakan deradikalisasi. Sebagai salah satu bentuk soft approach, pelaksanaan deradikalisasi yang secara substantif mengupayakan pembinaan, pendampingan, dan pemberdayaan khususnya dilakukan di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).
BNPT terus bersinergi jalankan program Deradikalisasi dalam Lapas kepada narapidana tindak pidana terorisme yang jumlahnya tidak sedikit. Selaku Kepala BNPT, Komjen Pol. Boy Rafli Amar hadir secara langsung dalam program Deradikalisasi dalam bentuk kunjungan kerja. Kegiatan ini diawali dengan Silaturahmi antara Kepala BNPT dengan Kepala Lapas (Kalapas) dan wali napiter di wilayah Nusakambangan.
Bertempat di Hotel Atrium Cilacap, Jawa Tengah, acara Silaturahmi sebagai pembuka kunjungan kerja di gelar pada Senin (27/7) malam. Kepala BNPT dalam acara ini didampingi Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan, Irjen Pol. Drs. Budiono Sandi dan Direktur Deradikalisasi, Prof. Dr. Irfan Idris, M.A. Acara yang dihadiri belasan peserta yang terdiri dari kalangan akademisi serta Kalapas di wilayah Nusakambangan yang terdiri dari 7 lapas yaitu Lapas Batu, Lapas Besi, Lapas Narkotika, Lapas Kembangkuning, Lapas Pasir Putih, Lapas Permisan dan Lapas Karanganyar.
Dalam silaturahmi pertama kali dengan Komjen Pol Boy Rafli Amar selaku Kepala BNPT, beliau mengaku bersyukur dapat bersilaturahmi dengan jajaran Ditjen Pemasyarakatan berserta 10 mitra yang menjadi narasumber dalam program Deradikalisasi. Ia mengatakan BNPT sebagai lembaga negara yang bertugas mengoordinasikan kekuatan perlu bergandengan tangan agar Deradikalisasi dalam Lapas dapat berjalan efektif.
“Kita berharap sinergi ini bisa berjalan maksimal dan tentunya bisa efektif dan kepada mereka yang nantinya kelak akan menjalankan kehidupan kembali masyarakat bisa beradaptasi dengan baik, bisa dilaksanakannya proses re-integrasi dengan baik di dalam masyarakat kita”, ucap Kepala BNPT.
Peserta silaturahmi berkesempatan untuk berdialog langsung dengan Kepala BNPT dan jajaran terkait program Deradikalisasi dalam lapas. Hal-hal terkait kondisi dan situasi terkini dalam aspek implementasi program, pandangan akademis dan perwakilan suara narapidana teroris disampaikan oleh para peserta. Dialog yang mewadahi suara dari pelaksana, pengamat, penasihat dan suara hati napiter tersebut menjadi masukan berharga bagi program Deradikalisasi.
“Masukan-masukan ini menjadi penting untuk penyempurnaan program deradikalisasi di dalam Lapas, di masa yang akan datang, poin-poin yang bagus yang telah disampaikan dari Kalapas Pasir Putih, saya selaku Kepala BNPT melihat masukan yang sangat konstruktif. Ke depannya bagaimana kita memperkuat dari berbagai lini sehingga program terapi ini menjadi sebuah program yang berkesinambungan dan berkelanjutan juga harus dilakukan dengan kerja sama yang terintegrasi dari para pelaksana di lapangan.” pungkas Kepala BNPT.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Wilayah Jawa Tengah, Drs. Priyadi, Bc.IP., M.Si. menyatakan bahwa kehadiran Kepala BNPT beserta seluruh jajaran yang ada di wilayah ini merupakan bagian dari sinergi dan kolaborasi untuk menerapkan proses deradikalisasi yang maksimal khususnya di wilayah Jawa Tengah. Kesimpulan dari jalannya dialog harus diimplementasikan para aparat penegak hukum dan jajarannya, bahkan beliau berharap Jawa Tengah dapat menjadi role model penanganan dan pendampingan WBP tindak pidana terorisme yang terintegrasi.
“Diskusi ini menjadi bagian dari upaya kita untuk melakukan penyempurnaan bagaimana melakukan pembinaan dan perlakuan terhadap narapidana khusus terorisme. Tentu saja kami berharap bahwa Jawa Tengah dapat menjadi model bagaimana melakukan penanganan secara terintegrasi terhadap pelaku teror ini tidak hanya di dalam Lapas tetapi juga sekaligus yang berada di tengah masyarakat dan memastikan bahwa mudah-mudahan negara hadir untuk melakukan pembinaan sekaligus juga melakukan perlindungan kepada masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu Guru Besar Tasawuf UIN Syarif Hidayatullah, Prof. Asep Usman Ismail mengungkapkan bahwa sinergi yg dicetuskan oleh BNPT menjadi kebulatan tekad segenap elemen bangsa tanpa terkecuali untuk untuk ikut serta dalam upaya deradikalisasi sebagai wujud tanggungjawab kepada negara.
“Deradikalisasi itu selain dilaksanakan oleh BNPT seperti amanat Undang-Undang No. 5 Tahun 2018, tetapi juga menjadi koordinator yang melibatkan banyak pihak termasuk kalangan akademisi, psikolog, dan ahli agama. Saya kira baru ini ada penguatan tekadnya, sehingga dalam bahasa agama: niatnya semakin kokoh, motivasi semakin kuat, dorongannya mantap, tekadnya bulat. Itu semua untuk menjaga dan merawat NKRI supaya bisa mengayomi seluruh komponen bangsa,” ujar Prof. Asep Usman Ismail.