Tingkatkan Nilai Kebudayaan, Kepala BNPT: Budaya Menjadi Benteng Melawan Paham Radikalisme dan Intoleran
Jakarta – Masalah radikalisme dan intoleransi menjadi sesuatu yang tidak hanya meresahkan, tetapi juga membahayakan dari sisi agama, budaya, maupun kehidupan berbangsa. Seiring dengan maraknya intoleransi mulai dari sindiran di media sosial, sikap diskriminatif, penghancuran rumah ibadah hingga bom bunuh diri, menjadikan ide-ide tentang sikap toleransi perlu digaungkan kembali. Toleransi menjadi unsur yang sangat penting dalam persatuan dan kesatuan Indonesia dalam menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika sebagai wujud toleransi yang perlu ditanamkan dan diingatkan kembali bagi setiap warga negara Indonesia.
Untuk menciptakan masyarakat dan generasi muda yang cinta tanah air, serta menghargai perjuangan luhur bangsa dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H., menerima kunjungan Yayasan Generasi Lintas Budaya Foundation pada Rabu (04/11) siang di Kantor BNPT Jakarta, guna mensinergikan program pencegahan radikal intoleran melalui pendekatan budaya Indonesia.
Kunjungan Yayasan Generasi Lintas Budaya Foundation dipimpin oleh Raja Asdi selaku Penanggung Jawab dan Olivia Zalianty selaku Ketua Pelaksana. Keduanya memperkenalkan dan memaparkan konsep konser Virtual “Pesona Rasa Sirih, Energi Optimis Bersama Merawat Peradaban Nusantara” yang akan ditayangkan sebagai langkah merawat kekayaan nilai-nilai Budaya Indonesia dihadapan Kepala BNPT.
Mendukung program tersebut, Kepala BNPT menilai kebudayaan Indonesia dapat mengeliminasi paham radikalisme dan intoleran di lingkungan masyarakat, dengan memperkuat nilai-nilai luhur bangsa dengan nilai-nilai kearifan lokal. Kebudayaan yang lahir di Indonesia diyakini dapat menjadi benteng perlawanan terhadap penyebaran paham-paham radikalisme. Hal ini lantaran paham radikalisme lahir dari kegalauan atas lingkungan sosial dan kegalauan atas psikologis sosial.
“Pendekatan seni budaya ini tentu menjadi bagian yang nanti bisa kita sinergikan antara BNPT dengan Generasi Lintas Budaya Foundation, sehingga pesan-pesan yang kita sampaikan kepada masyarakat dengan tidak lupa membawa nilai-nilai akar kebudayaan bangsa menjadi bagian yang kita rasakan agar bisa lebih efektif, dipahami, dan diterima oleh masyarakat, sehingga upaya kita untuk mengeliminasi ancaman potensi radikalisme, intoleran, dan terorisme ini bisa kita maksimalkan,” jelas Boy Rafli.
Menanggapi hasil audiensi dengan Kepala BNPT, selaku Ketua Pelaksana, Olivia Zalianty berharap kegiatan nilai kebudayaan yang digaungkan oleh Generasi Lintas Budaya Foundation dapat membantu program pencegahan yang dilakukan oleh BNPT, dengan menanamkan nilai kebudayaan dalam konten-konten yang dibuat dalam bentuk video cinematografy, lagu kebangsaan, puisi, tarian tradisional dengan program pencegahan terorisme dengan mengangkat nilai-nilai budaya tersebut.
“Banyak sekali energi yang bisa kita lakukan karena tadi kalau kita lihat sendiri pola pikir kita sudah sangat sinergi, sudah sangat sama, sudah saling mengerti bahwa di tengah persoalan ekonomi dan penyakit pada saat ini. tetapi prinsipnya kita semua mengerti bahwa kebudayaan itu adalah panglima di negeri ini, jadi dengan mengedepankan kebudayaan itu juga sebagai penangkal dari radikalisme. banyak sekali mungkin dari kegiatan yang sudah dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, dan nanti kedepannya kita juga akan merencanakan suatu kegiatan kesenian pagelaran kebudayaan yang mungkin nanti bersinergi bukan hanya dengan BNPT saja, tetapi juga dengan lembaga tinggi negara lain nya,” ujar Olivia Zalianty.
Kerja sama BNPT dengan Generasi Lintas Budaya Foundation diharapkan bisa menjadi program pencegahan yang menarik dan tepat sasaran. Sebelum menutup audiensinya, Boy Rafli Amar juga menambahkan bahwa minimnya kesadaran masyarakat akan kebudayaan dan nilai luhur bangsa saat ini menjadi salah satu penyebab meunculnya kelompok-kelompok radikal intoleran. Oleh karena itu, dengan memperkuat nilai-nilai luhur bangsa dengan nilai-nilai kearifan lokal diharapkan bisa menjadi media pengenalan diri dan menjadi pengingat diri betapa pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.