Tingkatkan Kewaspadaan Aksi Terorisme di Tengah Pandemi, BNPT Gelar Seminar Peningkatan Kemampuan Pemahaman Bhabinkamtibmas, Babinsa dan Lurah di Wilayah DKI Jakarta
Jakarta - Demi meningkatkan kewaspadaan terhadap paham radikal dan aksi terorisme di tengah pandemi, Direktorat Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyelenggarakan Seminar Peningkatan Kemampuan Pemahaman bagi Bhabinkamtibmas, Babinsa dan Lurah di wilayah D.K.I. Jakarta pada hari Senin (8/7) dan Selasa (9/7). Kegiatan diisi dengan ceramah oleh beberapa narasumber diantaranya Direktur Binmas Polda Metro Jaya, Densus 88 A/T, Kabinda DKI Jakarta, Kodam Jaya, eks narapidana terorisme yang pernah beafiliasi dengan Jamaah Islamiyah (JI), Sofyan Tsaury, serta Kepala Kesbangpol DKI Jakarta.
Sebagai Ibukota negara, pusat pemerintahan dan ekonomi, Jakarta kini menjadi salah satu wilayah dengan tingkat penyebaran COVID-19 tertinggi di Indonesia. Pemerntah setempat fokus membuat kebijakan untuk menekan penyebaran dan korban Virus Corona. Selain itu, masyarakat yang sulit secara ekonomi pun berusaha untuk bangkit dari krisis akhibat lesunya perekonomian di masa pandemi. Kondisi yang sulit tersebut menjadi celah bagi kelompok radikal terorisme untuk menginfiltrasi masyarakat rentan dan melancarkan aksinya.
“Jangan pernah kita menoleransi hal-hal (paham radikal terorisme dan intoleransi) seperti ini, mereka (kelompok teroris) menggunakan momen untuk mendokterinasi pada saat keadaan kacau, bukan damai, kita perlu manjaga dan mendeteksi lingkungan kita, mata dan pikiran kita harus tertuju di masa pandemi ini,” ucap Sofyan Tsaury pada sesi paparannya.
Pangkapan beberapa terduga teroris di berbagai wilayah Indonesia pada masa pandemi menunjukkan bahwa aksi terorisme tidak mengenal waktu dan tempat. Kejahatan terorisme dapat terus berkembang apabila masyarakat dan aparat lengah. Sebagai ujung tombak dan mitra masyarakat, Bhabinkamtibmas, Babinsa dan Lurah perlu meningkatkan kemampuan deteksi dini agar kejahatan terorisme dapat dicegah.
Hal-hal yang perlu ditingkatkan oleh personel tersebut adalah kemampuan temu cepat dan lapor cepat, manajemen teritorial, penguasaan wilayah, dan komunikasi sosial. Dengan menguasai kemampuan tersebut diharapkan aparat dapat memetakan dan mengerti potensi ancaman terorisme di wilayah.
Selain itu, mengefektifkan forum atau dialog keagamaan dan kebudayaan dapat mempersempit gerak kelompok radikal terorisme. Pelibatan tokoh agama dan tokoh daerah diharapkan mampu mempererat masyarakat Indonesia yang kaya akan perbedaan sehingga intoleransi dan paham radikalisme tidak memiliki tempat untuk memecah belah bangsa.
Lebih lanjut Kepala Kesbangpol DKI Jakarta, Taufan Bakri, menjelaskan bahwa selain melibatan aparat dan tokoh masyarakat, upaya pencegahan radikal terorisme juga harus melibatkan dan dimulai dari unit terkecil masyarakat yakni keluarga. “Anak-anak dalam keluarga harus diberikan simbol-simbol tentang kerukunan, Bhineka Tunggal Ika karena pencegahan berawal dari unit terkecil yakni keluarga,” tutur Taufan Bakri.
Kasubdit Pengembangan Sistem Operasi BNPT, M. Syafwan Zuraidi, berharap melalui kegiatan ini, tiga pilar kekuatan Kamtibmas yang ada di tingkat kelurahan maupun desa mampu membangun interaksi sosial yang kuat dengan masyarakat sehingga pencegahan kejahatan terorisme dapat dicegah. “Koordinasi dan sinergi menjadi kata kunci keberhasilan dalam menjalankan tugas khususnya dalam terkait dengan penanggulangan terorisme, Bhabinkamtibmas, Babinsa dan Lurah yang berperan sebagai operator lapangan harus mampu menstimulasi masyarakat untuk berpartisipasi akfit membangun daerahnya, sekaligus menangkal upaya-upaya provokatif,” tutup M. Syafwan Zuraidi.