Tingkatkan Kerjasama Penanggulangan Terorisme Dengan Uni Eropa, BNPT Gelar Indo-Pacific Regional Seminar
Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menjalin hubungan baik dalam rangka kerja sama dan koordinasi penanggulangan terorisme bersama Uni Eropa (UE).
Uni Eropa berkolaborasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menyelenggarakan Indo-Pacific Regional Seminar “Preventing Terrorist Attacks and Fighting Radicalization through better Detections of weak Signals and Information Sharing”, di Jakarta pada Rabu (11/5).
Seminar ini dihadiri oleh perwakilan dari Pemerintah Bangladesh, Filipina, Indonesia, India, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Maladewa, Singapura, Srilanka, Thailand. Selain itu, pertemuan juga melibatkan perwakilan dari Civil Society Organizations, organisasi internasional dan juga sejumlah pakar dari Uni Eropa.
Seminar dibuka oleh Kepala BNPT, Komjen. Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H, dan Yang Mulia Vincent Piket, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam. Sementara jalannya seminar dipimpin (co-chair) oleh Deputi Bidang Kerjasama Internasional BNPT, Andhika Chrisnayudhanto dan EU Counter Terrorism/Security-Expert to South East Asia, Mr. Marc Vierstraete-Verlinde.
Kepala BNPT menjelaskan diskusi yang digelar pada seminar ini memiliki peran yang penting karena merupakan salah satu implementasi dari European Union Counter Terrorism – Preventing and Countering Violent Extremism (EU CT, -P/CVE) Action Plan for Indonesia and the Region 2021 – 2024, sekaligus sejalan dengan prioritas Indonesia dalam memperkuat upaya penanggulangan terorisme dan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme.
"Kegiatan seminar ini dapat meningkatkan kerja sama dalam penanggulangan terorisme yang selama ini telah dibangun antara Indonesia dengan Uni Eropa," katanya.
Tema yang diambil dalam seminar ini berfokus pada 3 (tiga) isu utama, yaitu community policing (polmas), teknologi dalam penanggulangan terorisme; dan informasi terpusat pada kawasan Indo-Pasifik. Selain itu pertemuan juga menjajaki peluang dibentuknya suatu mekanisme berbagi informasi melalui suatu platform berbasis teknologi informasi terintegrasi yakni Indo-Pacific Operations Model yang konsepnya seperti Indonesia Knowledge Hub on CT/VE (I-KHUB).
Tema ini sangat relevan untuk dibahas mengingat ancaman terorisme bergerak secara dinamis dengan memanfaatkan teknologi dan era disrupsi. Seminar ini membahas pemutakhiran data dan informasi, pemolisian masyarakat dan juga tantangan dalam menghadapi era disrupsi dan teknologi media digital (media sosial).
"Beberapa hal dibahas dimana hal ini sangat relevan dalam memperluas pengetahuan dan pemahaman kita dalam penanggulangan terorisme," jelasnya.
Sementara itu, Dubes Vincent Piket menjelaskan UE telah menempatkan kejahatan terorisme sebagai prioritas utama. Untuk itu, UE memiliki komitmen dalam mengembangkan kerjasama yang baik dan efektif dalam menanggulangi ancaman terorisme, dan memberikan apresiasi terkait kolaborasi dengan Indonesia melalui acara ini yang diharapkan dapat memberikan dampak bagi perdamaian dan kestabilan Kawasan Indo-Pasifik.
"Kerja sama negara di antar benua, sangat penting. Ada topik terkait terorisme yang patut kita bahas bersama seperti di bidang teknologi dan diseminasi konten terorisme di dunia online," jelasnya.
Kegiatan European Union CT-P/CVE Activity Indo Pacific Regional Seminar “Preventing Terrorist Attacks and Fighting Radicalization through better Detections of weak Signals and Information Sharing” yang rencananya akan diselenggarakan hingga tanggal 12 Mei 2022, diharapkan dapat mempromosikan langkah-langkah pencegahan ekstremisme dan terorisme melalui upaya deteksi dini dan membangun kepercayaan antara masyarakat dan aparat penegak hukum sebagai strategi polmas. Selain itu, seminar ini juga diharapkan memperkuat kemitraan pemerintah, sektor swasta dan komunitas di Kawasan Indo-Pasifik dalam menghadapi isu penyalahgunaan internet oleh kelompok terorisme.