Tangani Masalah Terorisme Lintas Batas, BNPT Perkuat Kerjasama Bilateral dengan Yordania
Yordania – Ancaman terorisme lintas batas adalah permasalahan global yang terjadi di berbagai belahan dunia dan memerlukan penanganan serius secara kolektif melalui kolaborasi dan kerjasama antar negara. Pendekatan yang berimbang antara soft approach dan hard approach menjadi kunci utama penanganan masalah terorisme lintas batas.
Guna memperkuat kerjasama bilateral Indonesia dan Yordania terkait pencegahan terorisme, Kepala BNPT Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H. didampingi oleh Deputi Bidang Kerjasama Internasional Andhika Chrisnayudhanto melakukan kunjungan kerja ke Yordania. Kunjungan Kepala BNPT dimulai dengan melakukan pertemuan bilateral dengan Director of GID (General Intelligence Directorate), Major General Ahmad Husni.
Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak saling bertukar informasi tentang situasi keamanan di kawasan dan global serta ancaman terorisme dan radikalisme di masa pandemi. Dibuatlah kesepakatan untuk meningkatkan kerjasama pencegahan terorisme terutama dalam hal penyalahgunaan internet untuk tujuan terorisme (digital terorism) dan penanganan pejuang teroris asing (FTF).
Agenda selanjutnya adalah pertemuan Kepala BNPT dengan Raja Yordania YM. Raja Abdullah II, di Istana Husseinyah Amman Yordania. Mengawali pertemuan tersebut, Kepala BNPT menyampaikan salam Presiden RI Ir. H. Joko Widodo dan ungkapan keprihatinan atas konflik yang terjadi di Palestina. Dikesempatan yang sama, Kepala BNPT juga menyampaikan keinginan Indonesia untuk dapat menjadi tuan rumah dalam pertemuan Aqaba Process. Sebagai informasi, Aqaba Process merupakan inisiatif yang dicanangkan Raja Abdullah II pada tahun 2015 untuk memperkuat kerja sama internasional dan regional melawan bahaya terorisme, radikalisasi, dan ekstremisme kekerasan melalui pendekatan holistik.
Mendengar kesiapan Indonesia, Raja Abdullah II menyambut baik dan menjelaskan tentang fenomena terorisme saat ini. Perkembangan ideologi takfiri dan Islam yang moderat menjadi pokok bahasan.
“Indonesia, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar dan pengguna internet yang besar pula, secara tidak langsung bisa mengamplifikasi ideologi dan paham - paham kekerasan ini,” ungkap Raja Abdullah II pada Senin (31/05/2021).
Dalam kesempatan yang sama, Raja meminta Indonesia bersama-sama dengan Yordania dan Uni Emirat Arab, dapat bekerjasama dan berkolaborasi untuk menyampaikan kepada Arab Saudi guna dapat memoderasi Islam dan mengurangi paham-paham kekerasan.
Pada agenda kegiatan pertemuan bilateral ini juga membahas rencana penandatanganan MoU di bidang Penanggulangan Terorisme dengan Menteri Dalam Negeri Yordania.
Kepala BNPT dan rombongan juga melakukan kunjungan ke KASOTC (King Abdullah II Special Operation Training Center). KASOTC merupakan Pusat Pelatihan mandiri yang dimiliki oleh Angkatan Bersenjata Kerajaan Yordania khusus melatih Pasukan-Pasukan Elit dari sekitar 65 negara di dunia. KASOTC juga menjadi penyelenggara Perlombaan Antar Pasukan Khusus Dunia (Warrior Competition), dan mengharapkan Pasukan Khusus Indonesia dapat mengikuti perlombaan tersebut pada bulan Oktober mendatang. Kunjungan ini sekaligus menjadi agenda terakhir di hari itu.