Sambangi Ponpes Islam Modern di Surakarta, Kepala BNPT: Pesantren Nyata Wujudkan Perdamaian
Surakarta - Melanjutkan Kunjungan Kerja (Kunker) di Surakarta, Jawa Tengah, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H., mengunjungi Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Sukoharjo, Surakarta pada Sabtu (03/10).
Menjalin silaturahmi dengan berbagai elemen masyarakat termasuk yayasan pendidikan menjadi salah satu fondasi membentengi pencegahan penyebaran intoleransi dan radikalisme. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus berupaya melakukan program pencegahan penyebaran paham radikal terorisme di lingkungan pendidikan khususnya di Pondok Pesantren. Langkah ini dilakukan agar para generasi muda calon penerus bangsa memiliki daya tangkal kuat agar terhindar dari propaganda penyebaran paham yang menyesatkan.
Didampingi Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol Nurwahid, Kepala BNPT memberikan sambutan serta arahan kepada pimpinan Pondok Pesantren Assalaam yakni Direktur Pondok Modern Islam Assalaam, Drs. H. Uripto Mahmud Yunus, M.Ed. dan Sekretaris Pondok, Dr. H. Arkanuddin Budianto, M. I. Kom., beserta pimpinan Ponpes Assalaam yang lainnya.
Dalam sambutannya, Kepala BNPT menekankan bahwa BNPT melaksanakan program pemerintah dalam menegakkan konstitusi negara, yang harus diwujudkan. Berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar Negara kita bahwa negara harus melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia. Untuk penanganan yang menyeluruh dan tepat sasaran, mengacu pada Undang-Undang No.5 Tahun 2018 BNPT mendapatkan mandat upaya pencegahan di bidang mengantisipasi tindak pidana terorisme.
"Ada 3 pokok yang harus dilaksanakan bersama Kementerian/Lembaga, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat yakni Kesiapsiagaan Nasional, Kontraradikalisasi, dan Deradikalisasi. Adanya silaturahmi ini menjadi komponen kami untuk mengoordinasikan visi misi dan menyatukan persepsi dengan lembaga pendidikan agama terutama di pondok pesantren,” imbuh Kepala BNPT.
Dalam kesempatan kali ini, Direktur dan Sekretaris Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam memaparkan latar belakang Ponpes dan juga pola kegiatan pendidikan Ponpes yang telah dijalankan dengan baik hingga mencetak berbagai macam prestasi dari seluruh peserta didik yang berasal dari 34 Provinsi di Indonesia, dan 4 Negara Asia.
Dalam sambutannya, Direktur Pondok Modern Islam Assalaam, Drs. H. Uripto Mahmud Yunus, M.Ed., mengucapkan ungkapan terima kasih atas kunjungan Kepala BNPT dan tim yang telah berkenan meninjau serta memberikan masukan terkait pendidikan Islam yang moderat serta menanamkan perdamaian untuk pendidikan Bangsa guna menciptakan perdamaian.
"Ini kesempatan yang luar biasa yang kita tunggu-tunggu assalam ini, kita zero intoleran, inilah contoh persatuan dan kesatuan pondok pesantren yang harus kita tanamkan dan karakter kita negeri dan cinta bangsa yang sangat kita utamakan,” ujar Direktur Ponpes Modern Islam Assalaam.
Seiring dengan majunya perkembangan teknologi komunikasi dan sistem pendidikan yang semakin modern, Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam kini menjadi lembaga pendidikan Islam modern dan berintegritas dengan tidak melupakan unsur kebangsaan dan kecintaan kepada Bangsa Indonesia.
Pondok pesantren yang sudah berdiri sejak tahun 1982 ini diharapkan bisa menjadi pencetak generasi muda yang bermanfaat bagi Nusa dan Bangsa Indonesia. Dengan dasar pendidikan yang telah dimiliki Pesantren Assalaam, Kepala BNPT optimis Pesantren ini dapat mencetak generasi penerus yang memiliki karakter kebangsaan dan mencetak calon pemimpin bangsa yang beragama.
"Kemitraan sinergi ini merupakan wujud kerja sama dalam upaya membangun dan menyelamatkan generasi muda Indonesia untuk menjadi generasi muda yang punya daya saing, memiliki kemampuan dalam menyerap ilmu-ilmu yang bermanfaat seperti ilmu agama, ilmu pengetahuan umum, tentunya juga menjadi para santri yang cinta kepada Negara Republik Indonesia. Karakter inilah yang kita bangun hasil kerja sama Kita, mudah-mudahan para santri kita menjadi pemimpin menjadi anak bangsa yang kelak memegang kunci dalam berbagai bidang pembangunan yang ada di negara kita dan sukses setelah menjadi pemimpin di tengah masyarakat Indonesia,” jelas Kepala BNPT.
Memerangi suburnya ideologi radikal terorisme butuh pergerakan kolektif dari segenap elemen bangsa. Terlebih radikalisme kerap mengatasnamakan agama sebagai dasar ideologi. Menuntut serta peran dari segenap tokoh agama dan para ulama untuk menyikapinya sehingga kebebasan beragama umat tidak tercemar oleh narasi kebencian yang merusak persatuan kesatuan bangsa.