Menwa Siap Berpartisipasi Sukseskan RAN PE
Jakarta - Segala bentuk dukungan hadir dan diberikan kepada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE).
Salah satu bentuk dukungan tersebut datang dari
Korps Menwa Indonesia (KMI) dan Komando Resimen Mahasiswa (Komenwa). KMI dan Komenwa menyatakan siap berpartisipasi mensukseskan RAN PE. Menurut dua organisasi kemahasiswaan ini, RAN PE merupakan simbol motivasi bersama bagi seluruh organisasi untuk bergerak melawan ancaman terorisme terutama dalam hal pencegahan.
“Kami termotivasi dengan RAN PE di mana RAN PE ini membantu untuk mewadahi kita untuk bergerak di kampus-kampus,” ungkap Ketua Umum KMI, Ir. Budiono Kartohadiprodjo saat mengunjungi Kantor BNPT, Jakarta pada Senin (21/6).
Selain itu, KMI dan Komenwa menyadari pentingnya RAN PE sebagai wadah bersama bagi masyarakat untuk dapat berperan aktif dalam penanggulangan terorisme. KMI dan Komenwa siap berkolaborasi dengan BNPT untuk malakukan pencegahan radikalisme di kalangan mahasiswa.
"Menurut KMI dan Komenwa, bersinergi dengan BNPT sebagai tonggak komando dari pelaksanaan RAN PE menjadi langkah awal agar upaya pencegahan dapat dilaksanakan secara efektif dan tepat sasaran," katanya.
Sementara itu, Kepala BNPT, Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H., menyambut baik KMI dan Komenwa dalam mendukung RAN PE terutama dalam hal melindungi para generasi muda di tingkat perguruan tinggi dari bahaya ekstremisme, radikalisme dan terorisme. Boy mengajak KMI dan Komenwa untuk aktif menggunakan ruang digital dalam pencegahan melalui kesiapsiagaan nasional dan kontra radikalisasi.
“Kesiapsiagaan nasional artinya menyiapkan unsur masyarakat khususnya mahasiswa terhadap ancaman paham radikal (terorisme), dan kontra radikalisasi narasi-narasi radikal di dunia maya, karena hasil survei anak muda dominan jadi target,” kata Boy Rafli.
Boy juga mengingatkan pentingnya melakukan dialog kebangsaan di tengah-tengah mahasiswa agar timbul sikap kritis terhadap nilai-nilai yang bertentangan dengan prinsip bangsa sehingga jiwa nasionalisme dan Pancasilais dapat terpupuk subur.
“Senang apabila seluruh civil society jadi kekuatan perlawanan negara terhadap nilai radikal intoleran, Korps Menwa harus bisa menjaga kampus,” ujarnya.