Berita Terbaru

Kontra Ideologi Radikal Terorisme dan Sharing Knowledge Mitra Derad menjadi Sesi Penutup Kegiatan Penguatan Kapasitas Unsur Aparatur Wilayah Kepri

Kontra Ideologi Radikal Terorisme dan Sharing Knowledge Mitra Derad menjadi Sesi Penutup Kegiatan Penguatan Kapasitas Unsur Aparatur Wilayah Kepri

Tanjung Pinang – Hari kedua kegiatan Penguatan Kapasitas Personel TNI/Polri dan Instansi terkait kembali digelar di Hotel Aston Tanjung Pinang (24/3). Secara spesifik, hari kedua fokus membahas kontra ideologi radikal terorisme dalam pandangan Islam serta _sharing knowledge_ mantan mitra derad. Narasumber yang dihadirkan merupakan Ketua MUI Kepri, Cand. Dr. H.Bambang Maryono.M.Pd.I dan Mitra Deradikalisasi BNPT Yudi Zulfahri, S.STP,M,Si.

Mengawali paparannya, Ketua MUI Kepri menjelaskan bahwa MUI bertugas menjaga agama, melindungi serta melayani umat, dan menjadi mitra pemerintah termasuk dalam penanggulangan terorisme. "Tugas MUI adalah menjaga agama, pelindung dan pelayan umat serta menjadi mitra pemerintah termasuk dalam upaya mencegah dan menanggulangi aksi terorisme, itu mengapa kepentingan negara dan agama harus sejalan,” tuturnya.

Kesempatan ini pun digunakan Ketua MUI Kepri menjelaskan bagaimana seharusnya umat Muslim bersikap di tengah gempuran paham radikal intoleran yang mudah diakses siapa saja. "Jadi, di Indonesia terdapat 2 kelompok besar, kelompok kanan yaitu kelompok yang tidak mau berubah dan terlalu ekstrim, sedangkan kelompok kiri yang terlalu liberal. MUI berdiri di pertengahan, moderasi beragama dengan pemikiran Islam Wasatiyah. Tidak saling mencaci dan menghargai perbedaan," tegasnya.

Salah satu upaya MUI Kepri mereduksi paham - paham radikal intoleran di mayarakat adalah dengan rutin mendelegasikan tokoh - tokohnya untuk mengisi kegiatan seminar atau sosialisasi terkait bahaya penyebaran paham radikal intoleran dan pencegahan aksi terorisme serta rutin mengadakan temu ramah tokoh agama.

"Gambaran Kepri hari ini Damai, kami rutin mengisi seminar dan sosialisasi yang berkaitan dengan pencegahan paham radikal dan aksi terorisme, dan setiap tahun diadakan FGD ( _Focus Group Discussion_ ) atau temu ramah tokoh agama," tambahnya.

Penjelasan mengenai bagaimana paham radikal mempengaruhi pikiran hingga proses bebas dari pengaruh paham tersebut datang pula dari Yudi Zulfahri, mitra deradikalisasi BNPT yang rela melepas profesi sebagai Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) demi bergabung dalam Kamp Pelatihan di Jalin, Jantho Aceh tahun 2009.

"Awal 2007 mulai terpapar hingga tidak lagi berminat untuk mengabdi pada negara. Akhirnya, keluar dari PNS dan hijrah ke Bandung masuk komunitas pengajian Oman Abdurahman. Lalu bertemu dengan jejaring terorisme di Indonesia," jelasnya.

Dirinya pun menambahkan, kegiatan BNPT dalam mengadakan peningkatan kapasitas unsur aparatur daerah merupakan langkah yang tepat, sebab selain melindungi masyarakat unsur aparatur pun harus membentengi dirinya karena ideologi ini bisa menyerang siapa saja.

"Kegiatan ini merupakan langkah yang tepat untuk mensinergikan aparatur , terlebih lagi hadirnya saya menjadi bukti bagaimana ideologi tersebut mempengaruhi abdi negara. Terpenting, unsur aparatur juga harus membentengi dirinya sendiri karena ideologi tersebut dapat menyerang siapapun tidak peduli profesi dan tingkat intelektualitasnya," jelas Yudi.

Mar 25, 2022

Authoradmin