Kepala BNPT: Pancasila Vaksin Paling Ampuh Tangkal Virus Radikalisme yang Menyebar Lewat Ruang Digital
Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen. Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H., mengatakan tantangan terbesar bangsa saat ini adalah melawan ideologi-ideologi yang bertentangan dengan nilai kebangsaan. Ideologi ini menghalalkan kekerasan dan biasanya dibalut dengan narasi agama. Tidak sedikit masyarakat terjebak, bahkan generasi muda menjadi korban. Hasilnya kekerasan fisik dan non fisik terjadi, bermula dari membentuk kelompok eksklusif dan intoleran hingga melakukan aksi teror dengan tujuan jihad.
Menurut hasil survei yang dirilis Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta pada tahun 2020 menunjukkan 30,16 persen mahasiswa memiliki sikap toleransi beragama yang rendah. Menurut Kepala BNPT, rendahnya toleransi beragama tersebut harus direspon karena jika dibiarkan dapat menjadi bibit radikalisme dan terorisme.
Dianalogikan sebagai virus, Boy Rafli menjelaskan ideologi yang mengusung kekerasan ini menyebar sangat cepat karena kemajuan teknologi. Pemanfaatan ruang digital mempercepat proses radikalisasi dan mampu menjangkau pengguna internet di berbagai belahan dunia. Vaksin paling ampuh dalam mematikan virus tersebut adalah Pancasila yang sarat dengan makna toleransi dan solidaritas. Pengaplikasian nilai Pancasila dapat dilakukan dari lingkungan keluarga hingga tempat bekerja, yang artinya Pancasila dapat diamalkan di setiap lini kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.
“Kalau kita analogikan sebagai virus (ideologi kekerasan), vaksin yang paling pas adalah wawasan kebangsaan, nilai dalam ideologi Pancasila. Implementasi dan pengamalan pancasila harus dilaksanakan, jangan sampai narasi radikalisme masuk dalam kegiatan sehari-hari,” kata Kepala BNPT dalam Webinar Sosialisasi Ideologi Pancasila Angkatan IV Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Provinsi DKI Jakarta pada Kamis (2/12).
Ia juga mengajak peserta webinar untuk membagikan narasi dan konten yang dapat mengedukasi dan meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap Indonesia. Harapannya, propaganda radikal terorisme dapat dieliminasi dengan narasi-narasi positif. Selain menjadi warganet yang baik, Kepala BNPT juga mengimbau agar tidak terkecoh dengan propaganda radikalisme terorisme yang dikemas dalam bentuk apapun.