Kepala BNPT Kutuk Keras Tragedi Bom Gereja Katedral di Makassar
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H. mengutuk keras terjadinya tragedi ledakan bom di Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/03/2020).
Menurut Boy, tindakan pengeboman tersebut sangat melukai dan merusak kehamonisan sosial di Indonesia.
"Saya mengutuk keras kejadian ini. Apapun alasannya pemboman di depan Gereja Katedral Makassar tidak dapat dibenarkan.Teror dalam bentuk bom harus kita lawan," katanya.
Boy menambahkan, aksi kekerasan dan teror bukanlah ajaran agama. Tidak ada satupun agama yang mengajarkan perbuatan keji dan tercela tersebut untuk dilakukan.
"Kekerasan dan teror bukan ajaran agama. Agama apapun tidak mengajarkan dan membenarkan hal itu," ungkapnya.
Sementara itu, Boy juga mengajak seluruh warga negara Indonesia untuk bahu-membahu bersama-sama memerangi tindakan terorisme dan radikalisme.
"Kami (BNPT) tentunya bekerja dengan maksimal untuk mencegah dan menanggulangi aksi terorisme di Indonesia. Namun, kejahatan terorisme bisa terjadi secara dinamis sehingga tidak mudah dideteksi, untuk itu peran serta masyarakat juga akan sangat membantu," jelasnya.
Boy mengingatkan, target teroris bisa saja bukan hanya menyerang tempat ibadah. Target penyerangan bisa mengarah ke individu dalam hal ini aparat keamanan yang sedang bertugas.
"Kita tidak menutup kemungkinan mengenai fakta bahkan aparat keamanan, termasuk polisi, yang sedang bertugas pun menjadi target. Ini sebuah kejahatan extraordinary," ungkapnya.
Sebelumnya, Mabes Polri mengatakan dua orang pelaku mengendarai motor dan mencoba masuk ke halaman gereja. Seorang pelaku teridentifikasi berkelamin pria, sementara kelamin satu pelaku lain belum diketahui.
Aksi pelaku untuk memasuki halaman berhasil digagalkan oleh petugas keamanan Gereja Katedral Makassar. Namun, petugas keamanan itu mengalami luka-luka akibat bom yang meledak di gerbang gereja.