Kepala BNPT Kembali Tekankan Semangat Pentahelix, Buka Koordinasi dengan Semua Pihak dalam Upaya Tanggulangi Terorisme
Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen. Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H., menekankan pentingnya semangat Pentahelix dalam melaksanakan koordinasi dan konsolidasi dalam rangka menunjang tugas dan fungsi BNPT.
Hal tersebut disampaikannya saat memimpin Rapat Pimpinan (Rapim) BNPT bulan Februari dan Penandatanganan Perjanjian Kerja di Gedung BUMN, Jakarta pada Rabu (2/2).
"Waktu itu terasa begitu cepat. Capaian tugas harus maksimal. Perlu koordinasi konsolidasi dan memelihara semangat Pentahelix atau kerjasama multipihak," katanya.
Lebih lanjut, menurutnya semangat Pentahelix dalam upaya penanggulangan terorisme harus proaktif. Hal ini dilakukan dalam rangka menjawab kesimpulan Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi III DPR RI di bulan Januari lalu.
"Raker ini harus ditindak lanjuti oleh multi pihak. Koordinasi proaktif dengan pihak-pihak terkait. Harus ada solusi. Menjaga upaya-upaya pencapaian. Diharapkan ada progres di bulan Februari dan ke depan selanjutnya," jelasnya.
Keterbukaan koordinasi dan kerjasama multipihak juga dijajaki BNPT melalui program Santripreneur yang digiatkan oleh pengurus Pesantren Darul Ulum wal Hikam Yogyakarta, KH. Ahmad Sugeng Utomo atau yang akrab dikenal Gus Ut.
Menurut kepala BNPT, program Santripreuner dapat disandingkan dengan program deradikalisasi berbasis kesejahteraan. Target program adalah eks napiter dan penyintas (korban terorisme). Diharapkan output program ini adalah peningkatan kesejahteraan ekonomi.
Senada dengan Kepala BNPT, Gus UT mengungkapkan banyak masyarakat Indonesia yang akhirnya bergabung degan jaringan terorisme karena terhimpit masalah ekonomi. Maka dari itu, BNPT melaksanakan program deradikalisasi berbasis kesejahteraan. Salah satunya dengan mendidik dan memberikan bantuan agar masyarakat yang rawan terpapar dan eks napiter pulih secara ekonomi dan tidak mudah terpengaruh paham radikal.
"Salah satu sumber radikalisme karena sempitnya cara pandang kita terhadap ekonomi. Untuk membangun ekonomi, kita meluncurkan bisnis rakyat sebagai solusi," katanya.
Hingga saat ini, BNPT telah melakukan upaya pendekatan deradikalisasi dengan pendekatan kesejahteraan. Hal ini diwujudkan dengan rencana pembangunan Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) yang akan didirikan di lima provinsi. Di dalam KTN, eks napiter dan masyarakat sekitar bisa memanfaatkan lahan yang ada untuk mendapatkan efek positif ekonomi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan.
Selain Gus UT hadir pula dalam rapim, Dr KH. Abdul Wahid Maktub dan Ulama Jakarta sekaligus Ketua Ikatan Habaib Nahdlatul Ulama (IHNU) Habib Salim bin Shalahuddin bin Salim bin Jindan. Para Ulama ini turut hadir memberikan saran dan pesan kepada BNPT dalam upaya penanggulangan terorisme.