Hadapi Propaganda Yang Masif Di Media Sosial, Birorenhukmas BNPT Berikan Personil Keterampilan Membuat Kontra Narasi
Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melihat pentingnya memenangkan narasi toleransi dan perdamaian dalam rangka berperang melawan propaganda narasi intoleransi, radikalisme dan terorisme yang banyak beredar di media online khususnya media sosial.
Kepala Biro Perencanaan, Hukum dan Humas, Bangbang Surono, A.k., M.M., menyampaikan bagaimana masifnya propaganda yang dilakukan kelompok tertentu di media sosial dalam rangka mengganggu rasa persatuan bangsa Indonesia.
"Propaganda media sosial ini sangat masif. Perang informasi ini bagaikan pisau bermata dua. Dampak negatifnya dapat mengancam stabilitas negara,"jelas Kepala Biro Perencanaan, Hukum dan Humas, Bangbang Surono, A.k., M.M., saat membuka kegiatan FGD Manipulasi Pikiran dan Pertempuran di Media Sosial di Jakarta, Selasa (2/8).
Bangbang berharap personel BNPT dapat berpikir kritis dan dinamis dalam menyikapi propaganda radikalisme dan terorisme yang berlangsung di media online.
"Diharapkan personel BNPT dapat dengan handal dan maksimal dalam menjalankan kontra narasi di dunia maya," tambahnya
Mendukung pernyataan pria yang juga sebagai ketua tim sekretariat sinergisitas ini, Sendang Wangi selaku narasumber menjelaskan pengguna internet dan media sosial yang tinggi di Indonesia menjadi problem dimana penyebaran narasi propaganda negatif yang masif dapat membahayakan kondisi negara.
"Narasi kebencian banyak banget. Dan dari pihak yang menyebarkan propaganda kebencian tersebut bisa lebih hebat, kondisi ini harus kita waspadai," katanya.
Kegiatan FGD Manipulasi Pikiran dan Pertempuran di Media Online diisi dengan sharing knowledge dan diskusi terkait dampak era digital bagi dunia propaganda, permainan pikiran dan komunikasi, framing dan persuasi, pola narasi dengan hipnotik language, anti hipnotik sebagai jembatan berpikir kritis, pertempuran di media online.