GELAR AUDIENSI BERSAMA UNPAS, BNPT : CEGAH TERORISME DI LINGKUNGAN KAMPUS DENGAN KONSEP PENTAHELIX
Bandung - Fenomena radikalisasi di perguruan tinggi masih menjadi momok negeri ini. Pasalnya, perguruan tinggi menjadi ladang subur dalam melahirkan jihadis muda. Tentu hal ini menjadi fokus Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan kalangan civitas akademika karena radikalisasi tidak hanya dilakukan di dalam kampus, tetapi juga melalui dunia maya.
Kepala BNPT, Komjen. Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H., menyebut narasi agama menjadi magnet bagi kelompok teror dalam menarik simpati generasi muda. Ajaran kekerasan yang mengatasnamakan agama ini harus diluruskan dengan kontra narasi. Dalam hal ini, tenaga pendidik profesional di kampus harus mengedukasi anak didiknya terkait ajaran agama yang baik dan benar, serta nilai-nilai kebangsaan.
"Anak-anak muda kita jangan sampai salah pilih narasi karena dengan konsep agama berbasis kekerasan ini semangat nasionalismenya ditekan, dalam masa pencarian identitas diri ini anak-anak bisa diberikan early warning biar tidak salah pilih terjebak propaganda radikal," ucap Boy Rafli dalam audiensi bersama Dekan dan Rektor Universitas Pasundan (Unpas) pada Kamis siang (13/1).
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BNPT juga mengenalkan Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan (WARUNG) NKRI sebagai sarana kontra narasi di lingkungan kampus. Warung dengan jargon dan atribut yang menggambarkan keindonesiaan ini diharapkan mampu menjadi sarana bertukar pikiran warga kampus terkait nilai Pancasila.
Lebih lanjut, Kepala BNPT juga mengenalkan konsep pentahelix dalam penanggulangan terorisme. Dalam konsep ini, akademisi menjadi aktor yang terlibat dalam melakukan kesiapsiagaan nasional, kontra radikalisasi dan deradikalisasi. Ia berharap civitas akademika Unpas dapat menjadi katalisator dalam mereduksi paham radikal terorisme di lingkungan kampus dan masyarakat.
Rektor Unpas, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU menyambut baik kerja sama pencegahan terorisme di lingkungan kampus. Menurutnya, kejahatan terorisme harus diberantas secara serius, sama halnya dengan kejahatan narkoba di kalangan generasi muda. Kerja sama BNPT dan Unpas akan ditindaklanjuti dengan Nota Kesepahaman.
"Kita perlu berkerja sama dengan perguruan tinggi, membahas konteks pencegahan terutama mahasiswa-mahasiswi generasi yang rentan terpapar paham radikalisme. Kita jadikan anak muda generasi yang cinta pada negaranya karena pada akhirnya tawaran-tawaran berbasis kekerasan itu akan tertolak dengan sendirinya," jelas Boy Rafli.