Dinilai Berhasil Tangani Terorisme dengan Soft Approach, Kedutaan Besar Irak Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan BNPT
Jakarta – Program deradikalisasi berbasis soft approach (pendekatan lunak) yang dilaksanakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dinilai efektif mengurangi bahkan menghilangkan tingkat radikal terorisme bagi mereka yang telah terpapar radikalisme.
Keberhasilan dalam menangani terorisme dengan pendekatan lunak ini mendapat pujian dari berbagai pihak hingga di tingkat Internasional, salah satunya dari Charge d’Affaires Kedutaan Besar Irak untuk Indonesia, Muthanna Kamil Salih dalam pertemuannya dengan Kepala BNPT.
"Ada kesamaan antara Indonesia dan Irak. Indonesia dan Irak menghadapi musuh yang sama yaitu terorisme. Kerjasama ini Insyaallah akan menghasilkan kerjasama yang baik," ujarnya. Lebih lanjut, Salih berharap kedua negara dapat meningkatkan kerja sama dalam bentuk MoU.
Menurut Salih nantinya kerjasama yang dituangkan ke dalam MoU akan memuat klausul tentang pertukaran informasi terkait terorisme. Termasuk soal Foreign Terrorist Fighters (FTF) asal Indonesia yang sampai saat ini masih berada di zona konflik Irak.
Sementara itu, Kepala BNPT Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H., menyambut baik inisiatif tersebut. Rencananya MoU ini akan ditandatangani di Irak. Pihak BNPT juga berencana berdiskusi dan bersilahturahmi dengan ulama moderat di Irak.
Kepada Salih, Kepala BNPT menjelaskan upaya penanggulangan terorisme di Indonesia tidak lepas dari adanya kerja sama dan sinergisitas yang baik dengan tokoh agama moderat.
"BNPT saat ini bekerja sama dengan Ulama moderat. Sekiranya kita juga mendapat referensi untuk bersilahturahmi dengan Ulama-ulama moderat di Irak," jelasnya.