Deputi Kerjasama BNPT Ajak Negara ASEAN dan Australia Tingkatkan Kewaspadaan Kawasan Dari Propaganda Kelompok Ekstremisme
Jakarta - Deputi Bidang Kerjasama Internasional Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Andhika Chrisnayudhanto mengajak seluruh negara ASEAN dan Australia untuk meningkatkan upaya kolaboratif ketahanan kawasan dari ancaman propaganda ektremisme kekerasan dan terorisme melalui internet.
"Kemajuan internet menjadi pedang bermata dua yang berpotensi disalahgunakan oleh entitas ekstremis untuk menyebarkan propaganda dan memicu terjadinya radikalisasi online. Oleh karenanya, kita perlu meningkatkan kewaspadaan dan ketahanan di kawasan dari ancaman
ekterisme kekerasan dan terorisme, kita perlu bekerja sama dengan seluruh negara - negara ASEAN dan Australia," jelas Andhika saat memimpin pertemuan ke-20 SOMTC Working Group on Counter-Terrorism (WG on CT) di Jakarta pada 5 Juni lalu.
Menurut Andhika, pelibatan generasi muda menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan kawasan. Generasi muda dapat diberdayakan dalam mendukung strategi penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme termasuk proses rehabilitasi dan reintegrasi.
"Salah satu bentuk upaya kerja sama adalah penyelenggaraan lokakarya generasi muda, yaitu terkait pelibatan dan pemberdayaan generasi muda dalam mendukung upaya dan strategi penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan dan terorisme serta rehabilitasi dan
reintegrasi bagi warga terasosiasi Foreign Terrorist Fighters dan keluarganya," tambahnya.
Adapun program peningkatan kapasitas di kawasan disetujui melalui pengesahan inisiatif ASEAN-Australia Counter-Terrorism Workshop on Good Practice Approaches for the Rehabilitation and Reintegration of Foreign Terrorist Fighters and Their Families, serta ASEAN-Australia Counter-Terrorism Workshop on Good Practice Approaches to Empower Youth and Enhance Their Capacity to Prevent the Rise of Radicalisation and Violent Extremism. Pengesahan ini dilakukan pada pertemuan ke-3 ASEAN-Australia Counter Terrorism Dialogue pada 6 Juni lalu di Jakarta.
Sebagai informasi, forum ini juga dimanfaatkan Indonesia untuk menggalang dukungan tindak lanjut resolusi penanganan anak- anak yang terasosiasi dengan kelompok teroris, yang telah diadopsi secara konsensus pada 17 Mei 2024 lalu melalui forum CCPCJ di Wina, Austria.