Cegah Paham Radikalisme Pada Anak Muda, Kepala BNPT: Peran Pendidikan dari Keluarga Merupakan Pertahanan Utama
Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menaruh perhatian serius kepada generasi muda Indonesia agar tidak menjadi korban propaganda radikalisme dan terorisme.
Penduduk Indonesia seperti data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlahnya didominasi oleh kelompok produktif yaitu anak muda yang masuk kategori generasi Milenial dan Z. Hal ini tentunya bisa menjadi bom waktu dikemudian hari, apabila para anak muda ini justru terjerembab dalam ideologi radikalisme dan terorisme.
"Gen Z dan Milenial mendominasi. Kita harus memiliki daya tahan yg baik, ketahanan di bidang ideologi yg mumpuni agar anak muda tidak terpengaruh paham radikal dan terorisme," kata Kepala BNPT Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H., di channel YouTube Humas BNPT yang diuplod pada Sabtu (23/10).
BNPT melihat sumber ketahanan agar tidak terpengaruh paham radikal dan terorisme sewajarnya dapat hadir pertama kali dari lingkungan keluarga dan kemudian dari lingkungan pendidikan yaitu sekolah.
"Jangan sampai anggota keluarga ini ikut kegiatan mengarah pada kejahatan termasuk terorisme. Peran pendidikan dari keluarga oleh orangtua, ayah dan ibu ini pertahanan utama," ujarnya.
Kemudian ketahanan dalam menangkal virus radikal dan terorisme juga datang dari tokoh agama yang selalu mengajarkan pentingnya moderasi beragama. Moderasi beragama merupakan konsepsi yang dapat membangun sikap toleran dan rukun guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
"Toleransi itu lawannya intoleran. Teroris itu punya kencenderungan yang kuat sebagai intoleran. Untuk itu harus dibangun semangat berempati dan bangun pengertian satu sama lain dan saling menghargai," ujarnya.
Sejumlah sumber ketahanan ideologi tersebut, masih juga kurang lengkap apabila tidak adanya kontra narasi dan propaganda di media sosial.
Saat ini, anak muda sebagian besar mengakses internet dan media sosial. Di ruang digital ini, para ideolog radikal dan terorisme sering melakukan propaganda untuk menggaet dukungan hingga merekrut anak muda untuk ikut menjadi teroris. Untuk itu, BNPT melalui program pencegahan secara masif membuat konten toleransi, perdamaian dan cinta tanah air dalam membendung propaganda teroris. Selain itu BNPT juga selalu memantau dan melaporkan konten-konten propaganda teroris kepada Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) agar diblokir.
"Usia muda ini usia yang sangat baik sekali untuk mempersiapkan masa depan. Jangan sia siakan masa muda apalagi dengan terpengaruh paham radikalisme dan terorisme," jelasnya.