BNPT RI Sampaikan Rasa Bela Sungkawa Terhadap Anggota Yang Gugur dan Korban Luka-luka
Bandung – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H. mengecam segala aksi kekerasan yang mengakibatkan korban jiwa sekaligus menyampaikan rasa bela sungkawa kepada seluruh korban yang meninggal maupun luka-luka pada aksi biadab bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar.
"Negara sangat mengecam peristiwa kekerasan seperti ini dan berbela sungkawa terhadap anggota kepolisian yang gugur dan juga yang mengalami luka-luka," ungkap Jenderal Polisi bintang tiga ini saat mengunjungi keluarga Aiptu (Anm) Sofyan Didu di Bandung, Kamis (8/12).
Boy Rafli menyebut Almarhum Aiptu Sofyan telah meninggal secara syahid karena pada saat kejadian sedang dalam keadaan bertugas sementara pelaku bom bunuh diri yang jelas-jelas membunuh dan menyakiti orang lain telah meninggal sia-sia.
"Yang mati syahid adalah Aiptu Sofyan karena meninggal dalam tugasnya. Sedangkan pelaku matinya sia-sia karena mati dengan cara yang salah, cara yang tidak beradab, dengan menyakiti dan melukai orang lain, " ungkap Boy Rafli.
Guna meminimalisir kejadian yang sama, Boy Rafli mengatakan BNPT RI akan lebih meningkatkan kerja sama dan monitoring eks narapidana terorisme bersama aparatur pemerintah daerah, forkopimda hingga tokoh masyarakat. Dia tidak lupa mengingatkan seluruh masyarakat untuk bersama-sama mencegah radikalisme dan terorisme karena saat ini propaganda kelompok teror berkembang sangat cepat.
"Upaya-upaya dalam rangka pencegahan, penangkalan, tentu perlu melibatkan semua pihak masyarakat karena ini menyebarluasnya cepat sekali seperti penyebarluasan virus yang sangat berbahaya," lanjutnya.
Pria lulusan Doktoral Ilmu Komunikasi ini mengungkapkan jika sebanyak 1.290 orang diketahui telah mengikuti program deradikalisasi yang mana 8 persen diantaranya menolak program tersebut dan menjadi residivis.
"Dari 1.290 yang mengikuti program ada sekitar 8 persennya di antara jumlah itu yang menolak dan menjadi residivis, termasuk pelaku bom bunuh diri Astana Anyar ini ," katanya.