BNPT RI dan Pemkab Morowali Resmikan KTN Seluas 7 Hektar Sebagai Sarana Integrasi Mitra Deradikalisasi dan Masyarakat
Morowali - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Morowali meresmikan Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) seluas 7 Hektar di Desa Bahoea Reko-Reko, Kecamatan Bungku Barat, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah pada hari Selasa (27/09).
Peresmian KTN Morowali ini secara simbolis dilakukan dengan penanaman jagung. Kawasan itu diharapkan bisa menjadi sarana untuk mengintegrasikan antara mitra deradikalisasi dan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan.
"Dengan berbasiskan program pembangunan kesejahterahan, KTN diharapkan bisa menjadi sarana untuk mengintegrasikan antara mitra deradikalisasi dan masyarakat. Jadi ini bukan milik BNPT, tetapi ini adalah milik masyarakat. Kami hanya sebagai fasilitator," Kepala BNPT RI, Komjen. Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H.
Boy mengatakan jika di lahan tersebut, program pertanian dan peternakan akan menjadi fokus pembangunan yang diharapkan dapat menjadi tempat asimilasi antara mitra deradikalisasi dengan warga sekitar dalam memanfaatkan lahan untuk kesejahteraan bersama sekaligus dapat meningkatan ekonomi Kabupaten Morowali.
"Ini adalah wujud dari proses reintegrasi sosial. Maka dari itu BNPT mengembangkan pentahelix multipihak agar bersama-sama menyejahterakan mitra deradikalisasi dan juga masyarakat sekitar," kata Kepala BNPT RI.
Seolah mengamini pernyataan Kepala BNPT, Bupati Morowali, Drs. Taslim, mengatakan bahwa Pemerintah Daerah Morowali sangat mendukung kegiatan KTN di Kabupaten Morowali. Taslim melihat sisi positif dalam rangka menyediakan lahan agar membangun keterlibatan masyarakat dalam meningkatkan ketersediaan pangan guna mendukung kebutuhan industri.
"Tentu dengan kita mengembangkan seluruh potensi sumber daya alam kita terutama pertanian akan memberikan kontribusi besar kepada masyarakat kami untuk menyiapkan kebutuhan pangan di beberapa kawasan industri di Morowali, mengingat salah satu kendala kami adalah bagaimana kami menyediakan pangan untuk kebutuhan daerah industri khususnya masyarakat Kabupaten Morowali," terang Bupati Morowali.
Dirinya juga berharap hasil pertanian dari program KTN ini mampu menjangkau desa-desa lain untuk mendukung ketahanan pangan Morowali.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BNPT RI menyaksikan Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara BNPT RI yang diwakili Sekretaris Utama BNPT RI, Mayjen TNI Dedi Sambowo, S.IP., dan Pemerintah Kabupaten Morowali diwakili oleh Bupati Morowali.
Selain Kepala BNPT RI, peresmian KTN Morowali juga dihadiri oleh Bupati Morowali, Direktur Jendral Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Plh. Satgas Daerah Sinergisitas Sulawesi Tengah, Rektor Universitas Tadulako serta 10 perwakilan mitra deradikalisasi.
Secara umum, program KTN memiliki 3 pendekatan yaitu Edukasi, Ekonomi dan Pariwisata. Dalam pemilihan lokasi, KTN berada di kawasan wisata yang berkaitan dengan alam dan dikelola secara langsung oleh mitra deradikalisasi. Selain membantu perekonomian mitra deradikalisasi, program ini juga membantu memajukan ekonomi kreatif masyarakat sekitar kawasan KTN.
Sebelumnya BNPT RI bersama K/L dan Pemerintah Daerah telah meresmikan KTN di beberapa wilayah. Kecamatan Turen, Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur menjadi wilayah pertama yang resmi menjadi KTN, dilanjutkan dengan Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, berpusat di Universitas Teknologi Sumbawa (UTS), Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat dan Sidempul, Desa Bansari, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.