Berita Terbaru

BNPT RI Apresiasi Kesepakatan 10 Negara Anggota ASEAN dan Amerika Serikat Gunakan Mekanisme Early Warning Early Response dalam Mencegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan

BNPT RI Apresiasi Kesepakatan 10 Negara Anggota ASEAN dan Amerika Serikat Gunakan Mekanisme Early Warning Early Response dalam Mencegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan

Bali - Ketahanan masyarakat dalam pencegahan ekstremisme berbasis kekerasan dipandang penting. Terorisme dan ekstremisme sebagai kejahatan lintas negara menyebar dengan cepat dan luas. Daya tahan masyarakat dibutuhkan guna mempersiapkan diri, merespon, dan memulihkan diri dari ancaman P/CVE dengan cara yang tanggap.

Salah satu mekanisme atau upaya pencegahan P/CVE yang dapat digunakan adalah Early Warning Early Response atau EWER yang bertujuan untuk membangun ketangguhan masyarakat dalam melakukan deteksi dini dan penanganan dini terhadap ancaman ekstrimisme berbasis kekerasan.

4 pilar EWER, yakni pemberdayaan masyarakat, kebijakan publik, kohesi sosial masyarakat, dan mekanisme penanganan kasus pada pertemuan kesepuluh negara anggota ASEAN dan Pemerintah Amerika Serikat dalam 3rd ASEAN - U.S. Regional Workshop on Preventing and Countering Violent Extremism: Community Resilience in ASEAN pada 7 Juni 2023. 

Deputi Bidang Kerjasama Internasional Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Andhika Chrisnayudhanto turut mengapresiasi dicetuskannya EWER yang mencerminkan adanya kerjasama yang baik antar negara di dunia dalam penanggulangan terorisme

“Saya sangat berbahagia atas tersusunnya rekomendasi dalam lokakarya ini, mencerminkan kerja sama baik yang kita semua lakukan. Saya juga berterima kasih dan mengapresiasi Pemerintah Amerika Serikat ketersediannya dalam menjadi mitra dialog yang suportif bagi ASEAN,” ungkapnya.

Sementara itu, Program Director All in For Development, William Owens menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan mekanisme EWER, para pemangku kepentingan hendaknya memperluas edukasi tentang mekanisme EWER kepada masyarakat.

“EWER diyakini akan berhasil apabila melibatkan kaum perempuan, pemuda, dan pemuka agama dalam pelaksanaannya. Jika hanya melibatkan para ahli saja, maka masukan yang didapatkan tidak signifikan dan upaya EWER tidak akan berhasil. Untuk itu, dibutuhkan sekelompok besar masyarakat untuk dapat mengimplementasikan EWER secara bersama-sama,” tambahnya.

Usai membahas 3 sesi pada hari pertama, lokakarya pada hari kedua ini membahas ketahanan masyarakat dan sistem deteksi dan penanganan dini dalam merespon ancaman P/CVE. Kegiatan ini turut disertai dengan kerja kelompok oleh sekitar 80 peserta dari 10 negara anggota ASEAN, Badan Sektoral ASEAN, dan organisasi masyarakat terhadap mekanisme EWER.

Selain itu, propaganda ekstremisme berbasis kekerasan juga kerap terjadi di media daring. Untuk itu, Public Policy Associate Manager Meta Platforms, Prashant Waikar, paparkan sejumlah upaya yang dicanangkan oleh Meta untuk menghapus konten terkait ekstremisme di dunia maya. Upaya tersebut meliputi product intervention, capacity building, dan safety ad program. 

“Kami secara aktif bermitra dan melatih berbagai organisasi masyarakat sipil untuk meningkatkan efektifitas konten pencegahan aksi ekstremisme yang mereka publikasikan media sosial”, paparnya.

Kegiatan 3rd ASEAN - U.S. Regional Workshop ini menghasilkan 10 rekomendasi  yang disampaikan secara bersamaan oleh Deputi Bidang Kerja Sama Internasional BNPT Andhika Chrisnayudhanto dan Ms. Sharri Clark, Ph.D, dari Bureau Counterterrorism, US Department of State.

Jun 9, 2023

Authoradmin