BNPT Kecam Keras Aksi Kekerasan Dalam Bentuk Apapun Dan Ajak Peningkatan Rasa Persatuan Di Bulan Ramadan
Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengecam segala bentuk aksi kekerasan yang merugikan masyarakat sipil baik secara individu maupun kelompok dalam bentuk apapun. Kekerasan bukanlah jati diri bangsa Indonesia, jadi sangat mengkhawatirkan apabila kekerasan dan kebencian dianggap wajar maka sangat berbahaya bagi negeri ini karena memperlebar pintu masuk paham radikal terorisme.
"Kami mengecam keras segala aksi kekerasan dalam bentuk apapun, mari kita saling menjaga, saling mengingatkan dan saling memperlakukan sesama manusia dengan berlandaskan pri kemanusiaan yang adil dan beradab," ungkap Kepala BNPT Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar M.H pada Selasa (12/4).
Sepatutnya sebagai anak bangsa kita saling bergandengan tangan dan memperlakukan sesama dengan sebaik-baiknya. Terlebih Kepala BNPT menyesalkan aksi kekerasan yang terjadi dari sebagian pengunjuk rasa saat dimana jutaan umat Muslim Indonesia sedang menjalankan ibadah suci Ramadan.
"Bulan Ramadan seharusnya dijadikan sebagai saat yang tepat memperkuat keimanan sekaligus memperkuat persatuan kita sebagai anak bangsa Indonesia" katanya.
Seperti diketahui bersama, seorang dosen bernama Ade Armando dipukuli hingga babak belur oleh sekelompok pengunjuk rasa non mahasiswa pada saat unjuk rasa besar-besaran di depan kompleks parlemen DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Senin (11/4).
Aksi tersebut digelar guna menolak wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden.
Mereka mendesak DPR agar tak menggunakan hak konstitusinya untuk mengamandemen UUD yang mengatur penundaan pemilu dan memperpanjang masa jabatan presiden.