BNPT Ingatkan Pelajar SMA se-Indonesia Bijak Gunakan Medsos, Buat Konten Positif dan Jangan Ikuti Konten Intoleran dan Radikal
JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak anak muda Indonesia dalam hal ini seluruh pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk waspada dengan konten radikalisme dan terorisme yang mengajarkan kebencian, kekerasan dan menolak ideologi Pancasila.
Kewaspadaan tersebut juga harus dibarengi dengan kehati-hatian dalam menyebarkan konten negatif tersebut kepada orang lain.
Jangan sampai pelajar SMA ikut menyebarkan konten negatif sehingga konten tersebut menjadi viral. Dengan kreatifitas dan inovasi anak muda, pelajar SMA juga didorong untuk membuat konten media sosial yang berisi pesan semangat toleransi, mencintai NKRI, Ideologi Pancasila dan semangat persaudaraan, gotong-royong dan saling membantu.
“Pelajar SMA, anak muda secara kreatif dan inovatif harus dapat membuat konten positif di media sosial. Jangan terpancing untuk menyaksikan apalagi menyebarkan konten propaganda radikalisme dan terorisme. Segera laporkan guru maupun orangtua apabila menemukan konten negatif seperti itu,” kata Kepala BNPT Komjen. Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H., dalam Webinar Pencegahan Paham Radikal Terorisme di Kalangan OSIS SMA/Sederajat Se-Indonesia pada Jumat (26/11).
Kecanggihan teknologi dan cepatnya arus informasi membuat munculnya ruang sosial baru dengan kehadiran media sosial. Pengguna internet di Indonesia mencapai angka 202 juta dimana 80 persennya aktif menggunakan medsos. Sebagian besar pengguna medsos berasal dari kalangan generasi Milenial dan Z yang sekarang duduk dibangku SMA.
“Anak muda yang banyak menggunakan media sosial harus dapat menggunakan akun media sosialnya dengan baik. Selain itu tetap tekun belajar dan bekerja keras, hormati guru dan orangtua agar dapat menjadi generasi penerus bangsa yang sukses,” ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim berpesan kepada pelajar SMA untuk paham dan menerima perbedaan serta selalu mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
"Perbedaan itu tidak masalah. Justru kita mencintai perbedaan. Adanya aksi terorisme karena tidak paham dan menerima perbedaan. Padahal Bangsa Indonesia berdiri dari perbedaan," ujarnya.
Kasubdit Kontra Propaganda pada Direktorat Pencegahan BNPT Kolonel Sus Sujatmiko mengajak pelajar SMA untuk mewaspadai konten-konten propaganda yang tersebar luas dengan berbagai bentuk seperti buku, permainan gim, selebaran dan kajian yang justru bertemakan agenda propaganda radikalisme dan terorisme. Lebih lanjut, Sujatmiko juga mengajak pelajar SMA yang aktif di media sosial tidak mengikuti akun-akun yang kontenya intoleran.
“Jangan follow yang kontennya isinya intoleran dan radikal. Ikuti konten media sosial yang moderat, toleran dan damai,” jelasnya.
Sejumlah perwakilan dari Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA se-Indonesia mengikuti Webinar Pencegahan Paham Radikal Terorisme di Kalangan OSIS SMA/Sederajat Se-Indonesia yang diadakan lewat kerjasama Kementerian Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bersama BNPT.