BNPT, Hedayah dan Pemerintah Australia Kembangkan Kapasitas Pekerja Sosial dan CSO, Perkuat Ketahanan Keluarga Cegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan
Jakarta - Keluarga merupakan pilar utama dalam upaya pencegahan ekstremisme berbasis kekerasan. Dukungan keluarga dinilai penting dalam proses rehabilitasi dan reintegrasi anggota keluarga yang terafiliasi dengan kelompok atau jaringan ekstremis.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT berupaya meningkatkan ketahanan unit keluarga dalam upaya pencegahan radikalisasi yang mengarah pada ekstremisme kekerasan berkolaborasi dengan Hedayah dan Pemerintah Australia. Dukungan ini terwujud dengan penyelenggaraan National Led Training on Supporting Families in CVE Group 1 di Jakarta, pada tanggal 21-23 Juni 2022.
Deputi Bidang Kerjasama Internasional BNPT, Andhika Chrisnayudhanto menjelaskan bahwa program ini telah sejalan dengan implementasi RAN PE.
“Pelatihan ini sejalan dengan program aksi yang tercantum dalam RAN PE sebagai bagian dari upaya deteksi dini dan meningkatkan daya tangkal masyarakat melalui penguatan ketahanan keluarga terhadap ancaman ekstremisme berbasis kekerasan di masyarakat.” ujarnya.
Deputi Bidang Kerjasama Internasional BNPT kemudian berharap bahwa Program Supporting Families in CVE ini mampu menghasilkan “snowball effect” atau “efek bola salju” yaitu tenaga pelatih atau trainer yang telah dilatih sebelumnya dapat melatih kader-kader baru, sehingga ke depannya inisiatif ini dapat terus dilanjutkan dan dipertahankan.
Sementara itu Perwakilan Pemerintah Australia Ellen Henshall memberikan apresiasi dan dukungan terhadap kolaborasi antara Hedayah dan BNPT dalam penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan.
Ellen menjelaskan selama 20 tahun berkolaborasi, pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi terbukti menjadi contoh yang baik di tingkat global, regional dan lokal. Pendekatan whole society terbukti dapat mereduksi ekstremisme berbasis kekerasan.
Deputy Executive Director Hedayah, Ivo Veenkamp menjelaskan pemberdayakan para pekerja sosial yang bekerja langsung di garda depan dengan pengetahuan dan keterampilan merupakan aspek penting. Menurutnya pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan menjadi fasilitator sebagai pekerja sosial, tapi merupakan kesempatan untuk berbagi praktik baik dalam upaya pencegahan kekerasan berbasis ekstremisme.
Pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam terkait upaya pencegahan ekstremisme berbasis kekerasan serta dan berbagai kendala dan tantangan yang dihadapi para peserta saat bertugas di lapangan diharapkan dapat terjawab dengan diadakannya pelatihan ini.
Acara ini dihadiri oleh Deputi Bidang Kerjasama Internasional Andhika Chrisnayudhanto secara daring, Deputy Executive Director Hedayah, Ivo Veenkamp dan perwakilan Kedutaan Australia, Ellen Henshall. Adapun peserta yang hadir merupakan para pekerja sosial dari berbagai sentra rehabilitasi yang ada di Indonesia dan perwakilan dari organisasi masyarakat sipil.