BNPT Gelar Program Sekolah Damai Untuk Ciptakan Lingkungan Belajar yang Toleran dan Anti Kekerasan
Makassar - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar Sekolah Damai di Provinsi Sulawesi Selatan dengan tema "Menumbuhkan Ketahanan Satuan Pendidikan dalam Menolak Paham Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying".
Program Kontra Radikalisasi ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan harmonis di sekolah-sekolah, terutama di tingkat menengah atas.
Menurut Direktur Pencegahan, Prof. Dr. Irfan Idris, M.A, penanaman nilai-nilai perdamaian sangat penting sebagai bagian dari upaya membangun budaya toleran, anti kekerasan, dan anti bullying di lingkungan sekolah.
“Kita perlu membekali generasi muda dengan penguatan mental, wawasan spiritual, dan penanaman nilai-nilai positif agar mereka terhindar dari tindakan kekerasan, intoleran dan radikalisme,” ungkapnya pada Kamis (7/11).
Terkait masalah bullying atau perundungan yang kerap terjadi di sekolah, Prof.Irfan melihat adanya dampak yang sangat buruk terutama bagi kesehatan mental siswa. Dirinya pun berharap para guru dapat memperhatikan siswa dengan lebih seksama agar tindakan perundungan tidak terjadi.
“Para guru juga diharapkan dapat memperhatikan siswa dengan lebih seksama serta membantu memberikan nasihat atau informasi tentang dampak negatif perundungan, sehingga tercipta lingkungan yang aman dan positif di sekolah,” ujarnya.
Sementara itu, Khairunnisa salah satu peserta memberikan apresiasi terhadap acara sekolah damai karena dapat memberikan sudut pandang yang baru kepada para Generasi Z dalam menilai dampak dari segala bentuk kekerasan.
“Acara sekolah damai dari BNPT ini sangat bagus, karena sebagai sudut pandang saya sebagai seorang remaja saya tahu bagaimana parahnya bullying di sekolah, parahnya perundungan di sekolah, dan bagaimana dampak-dampaknya pada korban,” katanya.
Lebih lanjut, dirinya berharap acara sekolah damai dapat memberikan pencerahan kepada generasi muda untuk menjauhi segala tindakan kekerasan.
"Saya berharap semoga teman-teman remaja, mahasiswa dan santri-santri seluruh Indonesia dapat mengetahui bahwa bullying, perundungan dan segala bentuk kekerasan kepada sesama itu perbuatan yang tidak baik,” jelasnya.
Acara yang dilaksanakan selama dua hari ini diikuti lebih dari 300 pelajar sekolah menengah atas dan 100 guru di Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Diharapkan para peserta dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik dan menerapkan nilai-nilai yang didapatkan ke dalam lingkungan sekolah. Melalui partisipasi aktif, diharapkan acara ini dapat menjadi langkah awal dalam membentuk generasi yang memiliki pemahaman kuat terhadap perdamaian dan keutuhan bangsa.