BNPT GANDENG PEMERINTAH DAN MASYARAKAT GARUT BENDUNG INFILTRASI NII
Garut - Menanggapi kemunculan Negara Islam Indonesia (NII) di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mempererat kerja sama dengan pemerintah daerah dan unsur masyarakat dalam mencegah meluasnya doktrin radikal terorisme tersebut.
Sekretaris Utama BNPT, Mayjen TNI Dedi Sambowo, S.IP., mengatakan infiltrasi NII yang belakangan ini terjadi di Garut terjadi juga di beberapa daerah lain di Indonesia. Ancaman infiltrasi tersebut menjadi konsen BNPT.
"Kita sudah sama-sama mendengar terkait infiltrasi gerakan NII di tengah masyarakat. Ancaman serupa terjadi di daerah lain yang telah menjadi konsen BNPT," kata Dedi Sambowo dalam Silaturahmi dan Dialog Kebangsaan BNPT bersama Forkopimda, Tokoh Masyarakat, dan Tokoh Agama dalam rangka pencegahan radikal terorisme di Kabupaten Garut pada hari Selasa (11/1).
Dedi menekankan pentingnya keterlibatan pemerintah daerah dan kelompok masyarakat dalam membendung pergerakan kelompok radikal. Ia pun mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Garut, MUI Kabupaten Garut dan kelompok masyarakat anti radikalisme yang responsif terhadap gerakan NII di Garut.
"Masyarakat adalah garda terdepan yang dapat memutus mata rantai infiltrasi paham radikalisme dan terorisme yang kerap menyusup di kehidupan masyarakat melalui berbagai macam media online dan pertemuan offline," lanjutnya.
Sementara itu salah seorang peserta menjelaskan NII telah menjadi ancaman riil yang telah menyusun siasat tindakan makar.
"Mereka menyatakan NII atau perang, ini artinya kenyataan di lapangan itu sudah bukan lagi fatamorgana sudah bukan lagi khayalan, mereka sudah menyusun sebuah perbuatan untuk melakukan sebuah gerakan makar terhadap negara," ucap salah seorang peserta Dialog Kebangsaan BNPT.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Nisan Setiadi, S.E., menjelaskan upaya penanggulangan terorisme dengan konsep pentahelix. Konsep ini mengenalkan kolaborasi pemerintah, akademisi, pelaku usaha, media, dan komunitas dalam mencegah terorisme. Menurutnya, membangun kohesi sosial menjadi penting utamanya dalam mencegah infiltrasi paham radikal terorisme di masyarakat.
Konsep pentahelix ini akan direalisasikan melalui Kawasan Terpadu Nusantara (KTN). Kawasan ini menjadi sarana bagi mitra deradikalisasi dan penyintas untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi, sekaligus menjadi tempat deradikalisasi dalam rangka reintegrasi sosial.