BNPT dan RRI Perkuat Kolaborasi Bangun Daya Tahan Masyarakat dari Pengaruh Ideologi Kekerasan Melalui Radio
Jakarta - BNPT bekerja sama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) menggiatkan upaya kontra radikalisme baik di media mainstream dan media daring. Hal ini dilakukan BNPT dalam rangka merespon tren radikalisasi di dunia maya.
Kepala BNPT Komjen. Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H., menjelaskan saat ini kelompok teroris gencar menggunakan media sosial dalam menyuntikkan paham kekerasan yang berimplikasi pada lahirnya aktor-aktor tunggal (lone wolf) dalam terorisme. BNPT sendiri menemukan 713 konten radikal di 6 platform media sosial di sepanjang tahun 2021.
"Pesan-pesan yang kita kirim melalui konten, melalui narasi yang kita buat bersama nanti kelak bagian dari upaya agar masyarakat memiliki kewaspadaan yang baik sehingga akan meningkatkan daya tahan masyarakat kita dari pengaruh ideologi negatif yang berbasis kepada kekerasan yaitu ideologi terorisme," ungkap Kepala BNPT saat melakukan pertemuan dengan Direktur Utama Radio Republik Indonesia (RRI), Hendrasmo pada Senin (3/1).
Dirut RRI sangat antusias dengan kolaborasi pencegahan terorisme bersama BNPT. Melalui kerja sama ini, Ia berharap konten dan narasi perdamaian dapat menggerakkan masyarakat akar rumput untuk melawan radikalisme dan terorisme di lingkup yang lebih luas lagi.
Ia menambahkan pendengar radio secara kuantitas menurun. Kendati demikian, fakta tersebut tidak menutup kemungkinan kelompok teror melakukan radikalisasi melalui radio. Oleh karena itu, BNPT dan RRI harus membangun kesadaran dan ketahanan masyarakat yakni dengan melakukan kontra radikalisasi.
"RRI punya kewajiban untuk mencerahkan publik, memberikan informasi, kita memiliki ruang besar yang bisa kita sinergikan untuk kepentingan negara dan kita berharap sekali ada joint production terhadap konten-konten yang bisa membangun kesadaran publik itu," ujar Dirut RRI.
Kerja sama diseminasi informasi antara BNPT dan RRI sangat strategis melihat cakupan wilayah dan audiens RRI yang sampai ke pelosok negeri.