BNPT Ajak Unsur Pemerintahan dan Ormas di Cilacap Kritis Terhadap Buku Berpaham Radikalisme dan Terorisme
Cilacap - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) mengajak berbagai unsur pemerintahan yaitu Petugas Pemasyarakatan, Densus 88, Kementerian Agama, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol), organisasi kemasyarakatan serta eks-napiter di Kabupaten Cilacap untuk kritis terhadap buku-buku bacaan yang disusupi oleh narasi paham radikalisme dan terorisme, salah satunya buku seri materi Tauhid For the Greatest Happiness karangan Aman Abdurrahman.
Koordinator Analisis dan Evaluasi Penegakan Hukum pada Direktorat Penegakan Hukum Kedeputian Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT, Rahmat Sori Simbolon, S.H., M.H., menjelaskan buku Seri Materi Tauhid karangan Aman Abdurrahman penting untuk dibahas dan dikritisi mengingat bahaya buku tersebut yang telah membuat masyarakat terpapar paham radikalisme dan terorisme.
"Hari ini kita melakukan diskusi terhadap barang bukti buku pada tindak pidana terorisme, Materi Tauhid For The Greatest Happineas karya Aman Abdurrahman. Buku ini penting untuk kita bahas dan kritisi mengingat kurang lebih ada puluhan putusan pengadilan kepada napiter yang terbukti membaca dan terinspirasi dari buku ini," jelasnya pada kegiatan Diskusi Umum Barang Bukti Buku pada Tindak Pidana Terorisme "Kritik Terhadap Buku Sering Materi Tauhid For The Greatest Happineas Karangan Abu Sulaimam Aman Abdurrahman" di Cilacap pada Selasa (5/12).
Kepada seluruh peserta yang hadir dalam diskusi umum ini, Rahmat Simbolon pun berharap agar seluruh peserta dapat berpartisipasi dalam upaya pencegahan terorisme, khususnya dalam melakukan pencegahan dan kontra narasi terhadap penyebaran paham radikalisme dan terorisme yang menggunakan media buku.
"Bapak Ibu hadir dari berbagai macam latar belakang instansi dan organisasi kemasyarakatan. Kami harap melalui diskusi buku ini. Bapak ibu sekalian dapat ikut berperan dalam mencegah paparan paham radikalisme dan terorisme yang bisa saja disebarkan melalui sebuah buku. Di satu sisi juga kita dapat menginspirasi dan mengubah orang lain agar tidak terpapar paham radikalisme melalui buku," ungkapnya.
Sementara itu, Akademisi UI yang juga pakar jaringan terorisme, Dr. Solahudin membenarkan bahaya buku Materi Tauhid karangan Aman Abdurahman yang menurutnya menjadi buku paling berpengaruh bagi jaringan terorisme di Indonesia. Hal ini dibuktikan sesuai data dari Direktorat Penegakan Hukum BNPT RI bahwa terdapat sebanyak 24 putusan pengadilan yang menyatakan buku Seri Materi Tauhid Karangan Abu Sulaiman Aman Abdurrahman menjadi barang bukti.
"Buku ini paling berpengaruh kepada jaringan terorisme di Indonesia. Karena hampir semua jaringan terorisme yang berafilisasi dengan ISIS, mayoritas melakukan proses radikalisasi melalui buku ini," jelasnya.
Dirinya pun menambahkan, buku karangan Aman Abdurrahman telah menjadi pintu masuk paparan paham radikalisme dan terorisme termasuk mengubah tujuan dari tindakan terorisme.
"Buku ini menjadi pintu masuk ideolosisasi paham radikalisme dan terorisme. Sekaligus mengubah target terorisme yang dahulu lebih menargetkan far enemies menjadi near enemies dalam hal ini aparat penegak hukum, seperti polisi," ungkapnya.
Dalam rangka mengkritik sekaligus meng-counter buku Aman Abdurrahman, BNPT saat ini bekerjasama dengan 4 penulis yang terdiri dari Prof. Dr. JM. Muslimin. M.A., P.h.D., Dr. Solahudin, Alhafiz Kurniawan, M.Hum., dan Ust. Alex Abu Qutaibah sedang menyusun buku berjudul "Kritik Terhadap Buku Seri Materi Tauhid For The Greatest Happiness karangan Abu Sulaiman Aman Abdurrahman."