Bertemu Panglima TNI, Kepala BNPT Bahas Kegiatan Intelijen Sinergisitas Antar K/L dalam Penanggulangan Terorisme
Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus bersinergi dengan beragam pihak untuk melakukan pencegahan dalam rangka mengurangi tingkat penyebaran paham radikal intoleran. Salah satu kegiatan Pencegahan adalah kegiatan/operasi Intelijen Pencegahan. Hal tersebut yang mendasari pertemuan Kepala BNPT Komjen. Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H. dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, pada Rabu (23/2) di Gedung Soedirman Mabes TNI Cilangkap.
Selama ini, BNPT telah melaksanakan tugas dan fungsinya di bidang Intelijen Pencegahan, dan sejak tahun 2018 telah dibentuk Tim Sinergisitas Antarkementerian/Lembaga untuk turut mengambil peran dalam menurunkan tingkat penyebaran paham radikal intoleran.
“Kami membentuk Tim Sinergisitas yang bersinergi dengan 46 Kementerian / Lembaga, kami juga membentuk satgas dan subsatgas dimana anggotanya merupakan kombinasi ASN, TNI dan Polri,” jelas Boy Rafli.
Operasi Intelijen Pencegahan BNPT dilaksanakan oleh Satgas Pencegahan yang dibentuk sejak tahun 2012. Sebagai Pelaksana kegiatan adalah personel dari BNPT dan personel BKO dari TNI dengan tugas dan fungsi masing - masing.
“Anggota satgas kami terdiri dari beragam unsur. Tentu dengan tugas dan fungsi masing-masing. Anggota yang bergabung dalam satgas intinya memiliki kegiatan sasaran. Bertugas menggerakan dan berkomunikasi dengan pemerintah daerah, tokoh agama di daerah tersebut," katanya.
Kerjasama ini disambut baik oleh Panglima TNI mengingat masalah terorisme adalah masalah bersama dan membutuhkan perlawanan secara masif dan integral.
“TNI siap mendukung program pencegahan BNPT, kita akan tindaklanjuti kerjasama ini," jelas Panglima.
Arah dan ukuran keberhasilan penanggulangan terorisme sangat ditentukan dengan seberapa besar irisan sinergi yang dapat dibangun dengan beragam pihak terkait. Penguatan sinergi antara BNPT dan TNI merupakan pendekatan pentahelix untuk keberlanjutan dan konsistensi program pencegahan terorisme, dimana pihak - pihak yang saling terkait bersama-sama memutus rantai propaganda radikal intoleran.