Beri Paparan dalam FGD di STIN, BNPT Jelaskan Peran Wanita dalam Tindak Pidana Terorisme Saat Ini Semakin Berkembang
Bogor - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) diwakilkan oleh Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan, Irjen Pol Ibnu Suhaendra, S.I.K., memberikan paparan sebagai bahan diskusi dalam kegiatan Focus Grup Discussion (FGD) Program Studi Magister Kajian Intelijen Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) Tahun 2022 "Perempuan Dalam Pusaran Terorisme" di STIN pada Kamis (22/9).
Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan menjelaskan saat ini keterlibatan perempuan dalam tindak pidana terorisme semakin aktif dan luas.
"Peran perempuan kini telah berkembang menjadi pelaku bom bunuh diri, rekruter, propagandis hingga berperan dalam pendanaan teroris," jelasnya.
Ibnu Suhaendra menambahkan perempuan yang terlibat dalam aksi terorisme bisa berasal dari berbagai lini di masyarakat. Bahkan ada perempuan yang menjadi simpatisan terorisme berasal dari aparatur negara.
"Kita harus waspada. Jangan sampai perempuan ada yang terlibat terorisme apalagi yang berasal dari aparatur negara dan kementerian/lembaga," ujarnya.
Dalam paparanya, Irjen Pol. Ibnu Suhaendra, S.I.K mengajak seluruh peserta FGD yang merupakan Mahasiswa Magister Kajian Intelijen STIN untuk dapat berperan aktif dalam mencegah propaganda paham radikalisme dan terorisme melalui penguatan transformasi wawasan kebangsaan, revitalisasi nilai-nilai Pancasila, moderasi beragama, akar kebudayan bangsa dan pembangunan kesejahteraan.
"Mari kita semua menggaungkan nilai-nilai Pancasila, konsensus kebangsaan dalam melawan propagandis yang selama ini telah masjid menggaungkan ideologi intolerans, radikalisme dan terorisme," katanya.
Narasumber kedua dalam FGD ini Zora A Sukabdi, Ph.D. membenarkan paparan Irjen Pol. Ibnu Suhaendra, S.I.K, menurutnya
peran perempuan sudah tersebar di berbagai posisi dalam tindak pidana terorisme.
"Peran perempuan sudah menyebar di berbagai posisi dalam tindak pidana terorisme. Dan peran perempuan ini sulit terbaca," katanya.
Sementara itu Gubernur STIN, Mayor Jenderal TNI Djoko Andoko, S.E., M.M., menjelaskan isu dan dinamika keterlibatan perempuan dalam tindak pidana terorisme perlu dianalisis lebih lanjut.
"Isu keterlibtaan perempuan bukan hal baru. Tapi alasannya dan motifnya masih dipertanyakan. Dinamika dan peran perempuan dalam terorisme perlu dianalisis lebih lanjut dalam menanggulangi ancaman radikalisme dan terorisme di masa depan," jelasnya.