Beri Arahan 57 Peronel BKO dan 25 Fasilitator Daerah Persiapan KTN, Kepala BNPT : Jadilah Stabilisator dan Dinamisator di Daerah Tugas
Bogor - Dalam rangka mewujudkan penanggulangan terorisme dan radikalisme melalui sinergi institusi pemerintah dan masyarakat, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menerima 57 personel BKO yang didelegasikan langsung oleh Panglima TNI Jenderal Muhammad Andika Perkasa. Delegasi ini merupakan tindaklanjut pertemuan Kepala BNPT dan Panglima TNI pada 24 Februari lalu. Dalam kesempatan ini juga, Kepala BNPT memberikan arahan awal tahun kepada 25 Fasilitator Daerah BNPT di 5 Provinsi Pilot Project KTN pada Jumat (11/3) di Gedung Pasopati Kantor Pusat Sentul.
Dalam sambutannya, Kepala BNPT menekankan pentingnya bersinergi dengan beragam unsur dan mengajak seluruh personel untuk bekerja bersama dalam memperkuat koordinasi di daerah guna menciptakan ketahanan ideologi bangsa dari paham radikal intoleran.
"Tidak ada satu pun unsur di dunia yang kebal terhadap radikal terorisme, semua memiliki kemungkinan terpapar itu mengapa penting membangun sinergi dengan beragam pihak. Saya mengajak seluruh personel jadi teman kami memperkuat ketahanan ideologi bangsa dengan meningkatkan komunikasi dan koordinasi di wilayah kerja masing - masing," jelasnya.
Kepala BNPT juga berharap setiap personel dapat menjadi fasilitator dan dinamisator di setiap daerah tugas. Artinya, seluruh personel dapat membantu peran pemerintah dalam menciptakan sarana, prasarana dan menjalin koordinasi dengan setiap unsur di tempat mereka ditugaskan.
"Kita harus terbuka dengan beragam pihak di daerah tugas, buat program bersama. Jadilah fasilitator dan dinamisator di tempat kalian ditugaskan" tambah Boy Rafli.
Selaras dengan pernyataan Boy Rafli, Sestama BNPT mengatakan bahwa seluruh personel mengerjakan tugas yang mulia dan menghimbau agar kegiatan hari ini dapat digunakan untuk menggali informasi serta membangun koordinasi yang baik dengan personel - personel tiap daerah.
"Tugas ini adalah tugas mulia, saya berharap waktu yang ada dimanfaatkan untuk masing - masing personil menggali informasi untuk mempermudah koordinasi di kemudian hari," terang Sestama.
Pembangunan Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) merupakan salah satu bentuk upaya penanggulangan radikal terorisme melalui pendekatan lunak (Soft Approach). KTN juga kelak akan menjadi pusat Deradikalisasi, Kontra Radikalisasi dan Kesiapsiagaan Nasional dalam mereduksi paham radikal terorisme serta upaya membentuk sebuah wadah kolaborasi dan terbukanya kemitraan terpadu.
Maka, dalam pelaksanaan tugas ini perlu dukungan personel TNI dan Masyarakat ( Fasda ) sebab dibutuhkan koordinasi bersama unsur di wilayah untuk memberikan informasi terkini tentang radikal terorisme dan membuka akses serta memudahkan pendekatan terhadap sasaran.
Seluruh personel harus memiliki kemampuan deteksi, penetrasi, eksploitasi dan pelaporan. Kemampuan - kemampuan ini akan memudahkan tugas personel dalam melakukan deteksi/profiling, menggalang kelompok yang bersebarangan dengan NKRI, mengeksplorasi informasi, dan memiliki kemampuan analisis pelaporan untuk membantu BNPT dalam menyusun kebijakan.