Antisipasi Tindak Terorisme Direktorat Pembinaan Kemampuan BNPT Gelar Sosialisasi SOP Kimia, Biologi, Radioaktif, dan Nulir
Jakarta - Membangun kemampuan dalam rangka penanggulangan terorisme erat kaitannya dengan masalah teknis. Hal ini mengingat tindak pidana terorisme sangat erat kaitannya dengan penggunaan unsur Kimia, Biologi, Radioaktif, dan Nuklir (KBRN). Memahami hal ini Direktorat Pembinaan Kemampuan melaksanakan kegiatan sosialisasi Pembekalan Penerapan Sandar Operasional Prosedur(SOP) Kimia, Biologi, Radioaktif, dan Nuklir (KBRN).
Bertempat di Ruang Kalimantan, Hotel Mercure Tendean, Jakarta, Pembekalan digelar selama 2 hari pada 4-5 Maret 2020. Kegiatan ini dihadiri oleh 50 peserta yang berasal dari berbagai Instansi, Lembaga, Departemen hingga Rumah Sakit. Ragam peserta bertujuan agar dapat menciptakan persamaan persepsi penanggulangan terorisme serta peningkatan sinergi dan koordinasi lintas stakeholder penanggulangan terorisme yang menggunakan unsur KBRN.
Acara diawali dengan laporan kesiapan kegiatan dari Kasubdit Pengembangan Sistem Operasi, M. Syafwan Zuraidi. Kegiatan yang dihadiri dari 18 Kementerian/Lembaga/Rumah Sakit tersebut dibuka dengan Kata Sambutan dari Direktur Pembinaan Kemampuan, Brigjen Pol. Drs. Imam Margono.
Dalam sambutannya, Brigjen Pol. Drs. Imam Margono mengingatkan pentingnya kesatuan dan kesepahaman penanggulangan terorisme yang erat kaitannya dengan KBRN. Hal ini berkaca dari tindak pidana terorisme yang menggunakan unsur KBRN dalam aksi-aksinya. Maka menjadi suatu keharusan berbagai instansi agar dapat melaksanakan penanggulangan dengan tepat dan aman.
“Ini semua masih satu kaitan bahwa kelompok teroris punya kemampuan teknis di bidang KBRN, dan ini menjadi gambaran persoalan ke depan. Pembekalan ini akan menjadi dasar karena ke depannya BNPT akan melaksanakan kegiatan pelatihan KBRN di MRT Jakarta, sebagai antisipasi,” ujar Direktur Imam Margono.
Sosialisasi SOP KBRN ini dikemas dalam bentuk diskusi panel sehingga komunikasi dua arah antara narasumber dan peserta dapat berjalan. Mengundang sejumlah narasumber dari Polda Metro Jaya, Densus 88 AT, Kementerian Perindustrian, Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Kementerian Kesehatan, Pusat Laboratorium Forensik Polri, serta Departemen Pemadam Kebakaran.
Materi yang disampaikan pada hari pertama antara lain meliputi strategi dan kebijakan penanggulangan teror di Indonesia, strategi penanggulangan terorisme di wilayah Jakarta, potensi dan ancaman kelompok Jaringan Terorisme di wilayah Jakarta, perkembanban pola serangan Terorisme yang menggunakan KBRN, laranvan penggunaan bahan kimia sebagai senjata kimia serta penggolongannya, potensi ancaman Terorisme yang menggunakan bahan nuklir dan radioaktif. Pada hari ke dua, peserta dibekali dengan materi tahapan persiapan dan kesiapsiagaan ancaman KBRN, tahapan pengenalan insiden, tahapan respon kondisi krisia serangan Terorisme dan manajeman korban KBRN beserta studi kasus-kasusnya.
Seluruh materi yang disampaikan dikemas secara komprehensif agar peserta dapat memahami SOP KBRN secara lebih. Selama dua hari, para peserta dan narasumber saling bertukar pengalaman dan keahlian dalam bidangnya masing-masing. Pengalaman dan keahlian tersebut menjadi masukan terkait SOP KBRN yang tengah mengalami perubahan supaya menyesuaikan dengan keadaan tren terorisme terkini. Hal demikian telah sesuai dengan salah satu harapan Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT, Drs. Imam Margono dalam hal penyempurnaan SOP KBRN yang sesuai dengan tren terorisme terkini.
“Umur SOP KBRN yang sedang menuju 5 tahun, kita sudah harus mulai memikirkan masukan-masukan untuk perbaikannya, Saya berterima kasih atas kehadiran, keluangan waktu dan partisipasi di kegiatan BNPT ini, karena pada akhirnya akan kita persembahkan untuk Negara kita,” ujar Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT.